APAKABARHMI - Ketua Umum
Dewan Koordinasi Nasional Forum Silaturahmi Santri (DKN FORSIS) Misbah Shoim
Haris menyatakan, ada point penting dari peristiwa Malapetaka Lima Belas
Januari (Malari) 1974, yaitu melawan dominasi asing dalam master plan pembangunan
Indonesia.
Hal itu, katanya, masih relevan dengan kondisi kini. Kebutuhan akan
kemandirian nasional dan membangun Indonesia dengan kekuatan bangsa sendiri,
ucapnya, patut diperjuangkan anak-anak muda bangsa ini.
"Pembangunan yang timpang saat ini sangat memprihatinkan. Kekuatan
asing telah menjadikan elite bangsa ini kecanduan. Itu penyakit serius yang
harus segera diterapi," kata novelis pemikiran dan pergerakan itu
menyikapi 40 Tahun Malari, di Jakarta, Rabu (15/1/2014).
Tapi, kata mantan Ketua PB HMI ini, gerakan mahasiswa dan pemuda saat ini
tidak harus sama dengan waktu Malari. Hanya saja, memang mahasiswa dan pemuda
harus bergerak, dan membuat konsep serta aksi praksis untuk menghapus
kesenjangan pembangunan.
"Bisa dengan ekstraparlementer tapi juga dengan melatih calon
sarjana untuk membangun desa agar tidak terjadi urbanisasi," kata Shoim.
Selain itu, kata mantan Ketua DPP KNPI ini, gerakan mahasiswa dan pemuda
juga harus kreatif agar tetap menjadi lilin bagi setiap zaman. Mereka, ucapnya,
harus mampu menusuk ke atas agar tercipta keadilan oleh penyelenggara negara,
juga mengayomi rakyat dengan pemberdayaan dan advokasi.
"Jangan biarkan rakyat sendirian menghadapi kepungan sistem gobal
yang mematikan mereka," ujar Shoim.
Sumber: http://www.siarnusa.com
0 komentar:
Posting Komentar