Kamis, 27 Maret 2014

Ketua Umum Dewan Koordinasi Nasional Forum Silaturahmi Santri (DKN FORSIS) Misbah Shoim Haris. Foto Itoday
APAKABARHMI -  Ketua Umum Dewan Koordinasi Nasional Forum Silaturahmi Santri (DKN FORSIS) Misbah Shoim Haris menyatakan, ada point penting dari peristiwa Malapetaka Lima Belas Januari (Malari) 1974, yaitu melawan dominasi asing dalam master plan pembangunan Indonesia.
Hal itu, katanya, masih relevan dengan kondisi kini. Kebutuhan akan kemandirian nasional dan membangun Indonesia dengan kekuatan bangsa sendiri, ucapnya, patut diperjuangkan anak-anak muda bangsa ini.
"Pembangunan yang timpang saat ini sangat memprihatinkan. Kekuatan asing telah menjadikan elite bangsa ini kecanduan. Itu penyakit serius yang harus segera diterapi," kata novelis pemikiran dan pergerakan itu menyikapi 40 Tahun Malari, di Jakarta, Rabu (15/1/2014).
Tapi, kata mantan Ketua PB HMI ini, gerakan mahasiswa dan pemuda saat ini tidak harus sama dengan waktu Malari. Hanya saja, memang mahasiswa dan pemuda harus bergerak, dan membuat konsep serta aksi praksis untuk menghapus kesenjangan pembangunan.
"Bisa dengan ekstraparlementer tapi juga dengan melatih calon sarjana untuk membangun desa agar tidak terjadi urbanisasi," kata Shoim.
Selain itu, kata mantan Ketua DPP KNPI ini, gerakan mahasiswa dan pemuda juga harus kreatif agar tetap menjadi lilin bagi setiap zaman. Mereka, ucapnya, harus mampu menusuk ke atas agar tercipta keadilan oleh penyelenggara negara, juga mengayomi rakyat dengan pemberdayaan dan advokasi. 
"Jangan biarkan rakyat sendirian menghadapi kepungan sistem gobal yang mematikan mereka," ujar Shoim.
Sumber: http://www.siarnusa.com

0 komentar:

Posting Komentar

| Yakin-Usaha-Sampai |